Senin, 18 Juni 2012

Pemberani adalah?

Socrates: Beberapa orang menjadi pemberani karena berhadapan dengan kenikmatan, sementara yang lainnya karena berhadapan dengan kesakitan, beberapa dengan nafsu-nafsu dan berapa lagi dengan ketakutan, sementara yang lain lagi, menurutku, dalam kesempatan-kesempatan yang sama justru menjadi pengecut.

Sepenggal Perbincangan Socrates Bersama Rekan-rekannya, (menuju apa sesungguhnya keberanian itu?)
dalam buku: PLATON-keberanian (LAKHES)



Minggu, 17 Juni 2012

Atas Dasar Angan Menegur Akal

Setiap individu adalah pemegang hak atas perannya dalam hidup, dengan dikontrol kewajiban-kewajiban yang terbentuk dari motivasi diri maupun intervensi luar berupa sistem atau sifat dominasi.

priyo a tanoyo

Pendidkan Dewasa Ini

Dewasa ini kita banyak mendengar tentang pendidikan yang bebas dan kebutuhan pandangan yang luas. Pada hakekatnya apakah yang tersangkut dalam hal ini? sesungguhnya, banyak pendidikan dewasa ini didasarkan atas suatu pandangan dunia yang mengatakan bahwa pencarian nafkah merupakan kebaikan tertinggi.

Menghasilkan seorang ahli yang cakap, terlampau sering menjadi tujuan pendidikan yang hendaknya kita capai. Kita mendidik para ahli di bidang kedokteran untuk menjadikan diri kita lebih sehat, demikian dibidang-bidang lainnya. Tetapi sayang, kita cendrung lalai mendidik ahli-ahli yang dapat menjadikan kita lebih bijaksana. Tujuan pendidikan yang demikian ini menyebabkan para ahli tersebut tidak dapat membuat kita menjadi lebih bijaksana. Mereka banyak dapat mengajarkan pada kita ''bagaimana cara berbuat'' ("know how") tetapi bukannya "mengapa berbuat demikian" ("know why")

Untuk mengetahui mengapa orang berbuat. seseorang perlu memperoleh pendidikan khusus yang dapat membekali analisa yang kritis dan kecakapan bersintesa dalam memberikan tanggapan-tanggapan. Tetapi disamping itu, ''mengapa berbuat demikian'' hanya dapat diperoleh melalui proses yang bertentangan dengan pendidikan keahlian yang memusatkan perhatian kepada hal-hal yang khusus. Proses tersebut ialah penyusunan suatu pandangan dunia berupa sintesa, yang menjadikan ''mengapa berbuat'' mengandung makna: suatu sintesa prinsip-prinsip yang paling utama disegala cabang pengetahuan.

Louis O. Kattsoff
dalam buku Penghantar Filsafat

Pemikiran Ki Hajar Dewantara


 

Pemikiran Ki Hajar Dewantara Tentang Pendidikan keadilan, dan kedamaian tumbuh dalam diri (hati) manusia. Suasana yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan adalah suasana yang berprinsip pada kekeluargaan, kebaikan hati, empati, cintakasih dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Maka hak setiap individu hendaknya dihormati; pendidikan hendaknya membantu peserta didik untuk menjadi merdeka dan independen secara fisik, mental dan spiritual; pendidikan
hendaknya tidak hanya mengembangkan aspek intelektual sebab akan memisahkan dari orang ...

Dalam berbagai sumber tulisan tentang pendidikan Ki Hadjar Dewantara, Pendidikan harus dimulai dari persamaan persepsi pemangku pendidikan tentang mendidik itu sendiri. Menurut Kihajar Dewantara mendidik dalam arti yang sesungguhnya adalah proses memanusiakan manusia (humanisasi), yakni pengangkatan manusia ke taraf  insani. Di dalam mendidik ada pembelajaran yang merupakan komunikasi eksistensi manusiawi yang otentik kepada manusia, untuk dimiliki, dilanjutkan dan disempurnakan.

Jadi sesungguhnya pendidikan adalah usaha bangsa ini membawa manusia Indonesia keluar dari kebodohan, dengan membuka tabir aktual-transenden dari sifat alami manusia (humanis). Menurut Ki Hajar Dewantara tujuan pendidikan adalah penguasaan diri sebab di sinilah pendidikan memanusiawikan manusia (humanisasi). Penguasaan diri merupakan langkah yang harus dituju untuk tercapainya pendidikan yang mamanusiawikan manusia. Ketika setiap peserta didik mampu menguasai dirinya, mereka akan mampu juga menentukan sikapnya.

Dengan demikian akan tumbuh sikap yang mandiri dan dewasa. Dalam konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara ada 2 hal yang harus dibedakan yaitu sistem Pengajaran dan Pendidikan yang harus bersinergis satu sama lain. Pengajaran bersifat memerdekakan manusia dari aspek hidup lahiriah (kemiskinan dan kebodohan). Sedangkan pendidikan lebih memerdekakan manusia dari aspek hidup batin (otonomi berpikir dan mengambil keputusan, martabat, mentalitas demokratik.


Ki Hajar Dewantoro

Semboyan ''Tut wuri handayani'', atau aslinya: ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. arti dari semboyan ini adalah: tut wuri handayani (dibelakang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan), ing madya mangun karsa (di tengah atau diantara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide), dan ing ngarsa sung tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik). http://quoteindonesia.com/ki-hadjar-dewantara