Selasa, 19 Juni 2012

Ludwig Van Beethoven


 

Bagaimana rasanya menjadi seorang komponis yang tidak bisa mendengarkan hasil karyanya sendiri?,  hal tersebut rupanya telah dirasakan oleh Ludwig Van Beethoven seorang komponis musik klasik dari Jerman. Karyanya yang terkenal adalah simfoni kelima dan kesembilan, dan juga lagu piano Für Elise. Ia dipandang sebagai salah satu komponis yang terbesar dan merupakan tokoh penting dalam masa peralihan antara Zaman Klasik dan Zaman Romantik. Semasa muda, ia adalah pianis yang berbakat, populer di antara orang-orang penting dan kaya di Wina, Austria, tempatnya tinggal. Namun, Pada pertengahan 1801, Beethoven menyadari bahwa daya pendengarannya mulai berkurang akibat otoslerosis. Sebuah surat yang ditemukan di sebuah rumah Beethoven di Heiligenstadt dekat Wina yang dikenal sebagai ‘Warisan Heiligenstadt’ berisikan betapa sedihnya Beethoven karena penyakit yang dialaminya. Kesedihannya memang wajar karena pada saat itu Beethoven sedang dalam puncak kariernya. Karena penyakit ini, Beethoven menjadi depresi dan dia menjadi semakin minder dalam pergaulan sosial. Salah satu alasan lain depresinya Beethoven adalah karena ia tak berhasil mendapatkan ‘teman hidup’. Banyak wanita bangsawan yang sering dicintainya namun umumnya cintanya bertepuk sebelah tangan.

Ketuliannya semakin parah dan pada 1817 ia menjadi tuli sepenuhnya. Meskipun ia tak lagi bisa bermain dalam konser, ia terus mencipta musik, dan pada masa ini mencipta sebagian karya-karyanya yang terbesar. Ia menjalani sisa hidupnya di Wina dan tak pernah menikah.

Musik yang diciptakan Beethoven selalau merefleksikan kekuatan, sekaligus menunjukan kepribadian yang menderita. Meski pendengarannya tak berfungsi, musik dapat dinikmatinya. Hal ini secara menakjubkan dapat menghambat keinginan untuk mengakhiri hidupnya. Bahkan menjadikan Beethoven mampu menjadi komponis musik klasik yang sulit dicari tandingannya, dan tetap di kagumi hingga kini. Kemampuannya diakui banyak orang terutama dalam hal menggugah struktur dalam setiap nada sehingga dapat menyentuh emosi jiwa.

Belakangan, berdasarkan penelitian ditemukan bahwa musik yang diciptakan Beethoven ternyata mampu mempengaruhi jiwa orang-orang yang menyukai musiknya terutama yang memiliki perasaan inferior. Hasil penelitian (teori psikologi individual tentang perasaan inferioritas dari ALfred Adler) menunjukan bahwa musik Ludwing van Beethoven ternyata dapat memberikan terapi bagi responden yang mengalami inferioritas. Walaupun bagi sebagian responden mendengarkan atau memainkan musik Beethoven tidak akan menyelesaikan masalah, tetapi dapat meringankan masalah yang sedang diakui banyak orang.